Karakteristik Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya ternadap Aktivitas Manusia
Karakteristik Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya ternadap Aktivitas Manusia

Karakteristik Iklim di Indonesia dan Pengaruhnya ternadap Aktivitas Manusia



Letak astrronomis Indonesia yang berada pada 6º LU—110º LS dan di antara 95º BT— 141º BT, membuat Indonesia memiliki iklim tropis. Hal ini mengakibatkan Indonesia mengalami siang hari 12 jam dan malam hari 12 jam. Selain itu, letak astronomis tersebut membuat iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga iklim, yaitu iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Iklim di Indonesia

Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan. Iklim berbeda dengan cuaca. Perbedaannya ada pada waktu dan cakupan wilayahnya. Jika cuaca dalam waktu yang relatif singkat dan cakupan wilayahnya kecil, sedangkan iklim dalam waktu yang panjang dan cakupan yang relatif luas. Iklim di Indinesia dibagi kedalam 3 bagian yaitu

Iklim Muson

Iklim muson adalah istilah yang merujuk pada peristiwa perubahan musiman dari arah angin di sepanjang pesisir Samudera Hindia. Iklim muson terjadi karena pengaruh angin muson yang bertiup bergantian. Angin muson atau moonsun adalah angin yang berembus secara periodik dalam waktu minimal 3 bulan.

1. Angin muson barat

Angin muson barat yang bertiup pada bulan Oktober sampai bulan April saat letak matahari dekat Benua Australia sehingga tekanan Udara di Asia menjadi Tinggi dan di Auatralia Rendah. Angin muson barat bersifat basah dan banyak menghasilkan hujan. Angin tersebut bergerak dari Benua Asia ke Benua Australia.



2. Angin muson timur

Angin muson timur daya yang bertiup pada bulan April sampai bulan Oktober saat letak matahari dekat Benua Asia sehingga tekanan Udara di Asia menjadi Rndah dan di Auatralia Tinggi. Angin muson timur bersifat kering menghasilkan musim kemarau di Indonesia. Angin tersebut bergerak dari Benua Australia ke Benua Asia.



Fenomena Iklim Enso

ENSO merupakan sebuah fenomena iklim yang secara berkala berfluktuasi di antara tiga fase yaitu netral, El Niño, dan La Niña.

1. Enso Netral

Pada fase netral disebut juga kondisi normal dari ENSO, di mana tidak terjadi El Nino maupun La Nina. Pada fase ENSO netral atau normal, suhu muka laut, pola hujan kawasan tropis dan sirkulasi atmosfer berada dalam kondisi rata-rata



2. Enso El Niño

El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai. Fenomena ini secara ilmiah diartikan dengan peningkatan suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur. Peningkatan suhu ini di atas rata-rata di sepanjang garis ekuador, dampak bagi Indonesia mengalami musim kemarau panjang.



3. Enso La Niña

La Nina adalah fenomena alam terjadi karena suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik yang menjadi lebih tinggi daripada biasanya. Kejadian tersebut menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun yang mendorong pembentukkan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak. Dampak La Nina bagi Indonesia mengalami musim hujan panjang.



Dipole Mode

Fenomena dipole mode ditandai oleh adanya anomali positif suhu permukaan laut di Samudra Hindia bagian barat sementara anomali negatif suhu permukaan laut terjadi di sebelah barat Sumatra. Kejadian tersebut mengakibatkan meningkatnya curah hujan di wilayah pantai timur Afrika dan di Samudra Hindia bagian barat, sedangkan curah hujan di Indonesia mengalami penurunan sehingga terjadi kekeringan

Terdapat dua Jenis Dipole Mode yaitu:

1. Dipole Mode Negatif

Saat nilai Dipole Mode adalah negatif, maka wilayah di sebelah barat pulau Sumatra akan mengalami tekanan yang rendah. Akibatnya massa udara akan berkumpul di daerah tersebut dan memicu timbulnya awan-awan penghasil hujan dalam jumlah yang banyak. Hal tersebut akan mengakibatikan Lautan (samudera Hindia) barat sumatera bersugu tinggi sehingga bertekanan negatif (-) dan Lautan timur Benua Afrika bersuhu rendah segingga bertekanan positif (+) sehingga angin bergerak menuju Indonesia bagian barat dengan membawa (hujan) dibagain Indonesia bagian barat menjadi musim hujan



2. Dipole Mode Positif

Dipole mode positif terjadi ketika suhu permukaan laut Samudra Hindia di sebelah barat Sumatra lebih dingin dan di perairan pantai timur Afrika suhu permukaan lautnya lebih panas dari suhu normal. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara di wilayah perairan pantai timur Afrika dan perairan sebelah barat Sumatra. Wilayah pantai timur Afrika memiliki tekanan udara yang lebih rendah, sedangkan wilayah barat Sumatra memiliki tekanan yang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan banyaknya uap air yang bergerak ke pantai timur Afrika sehingga terjadi curah hujan yang tinggi, sedangkan wilayah Indonesia bagian barat curah hujannya menjadi rendah. 



Pengaruh Karakteristik Iklim Terhadap Aktivitas Manusia

1. Pengaruh Karakteristik Iklim Dibidang Pertanian, Sosial, dan Budaya 

2. Pengaruh Karakteristik Iklim dibidang Transportasi, Komunikasi, dan Pariwisata